KETIKA CABE-CABEAN SUDAH KEBUSUK-BUSUKAN

Sedikit nyentrik ketika ane pilih untuk menulis tentang sicabe- cabean, entah darimana istilah cabe-cabean muncul ane rasa di kamus besar bahasa Indonesia istilah itu belum ada. Well kalo begitu mari kita telaah apa itu yang dimaksud dengan cabe-cabean sebelum kita membahas hal yang lebih jauh lagi, HERE WE GOOOOO!!!!

Istilah cabe-cabean semulanya digunakan sebagai istilah untuk menggambarkan fenomena kelakuan remaja yang tergabung dalam kelompok balapan motor liar. Pemenang dalam kompetisi balapan ini bisa mengncani gadis si cabe-cabean ini, dewasa ini istilah cabe-cabean sudah meluas mencangkup prilaku remaja perempuan, usia SMP ataupun SMA, yang serba gampangan dan bisa diajak kemana-mana dengan obral murah (naudzubillahimindzalik)

Para remaja cabe-cabean biasanya suka menggunkan pakaian yang minim serta menggundang perhatian, dan tak jarang bertingkah diluar dari kebiasaan remaja pada umumnya. Sering hang out diluar batas jam pulang dalam hal ini jam 21.00 ke atas bergaul bebas demi mencapai popularitas dikalangan mereka.

Menurut psikolog Tika Wibisiono sebagaimana dilansi tempo.co, menjelaskan bahwa fenomena cabe-cabea sebenarnya kejadian alami yang harus dilewati para remaja, tapi dalam kasus ini hasilnya negative. Tika menganggap pada fase ini remaja sedang tertular dengan apa yang terjadi dilingkungan.

Lain Tika lain pula penulis Raditya Dika, penulis yang terkenal karena sering membawakan stand up comedy ini juga pernah berkelakar bahwa sebelum menjadi dewasa para remaja harus melewati fase alay terebih dahulu baru setelah melewati fase alay tibalah saat menjadi dewasa.

Nah bagaimana kita sebagai seorang muslim menanggapai fenomena diatas?? Oke we will see…

Islam adalah agama rahmatan lilalamin yaitu rahmat untuk semua agama yang memanusiakan manusia, petunjuk untuk semua umat. Dalam islam sudah diatur bagaimana cara kita menjalani kehidupan dengan cara seperti manusia yang ahsan (baik) mulai dari kita anak-anak sampai kita menjadi orangtua. Tingkah polah, prilaku kitapun ada aturannya. Istilah cabe-cabean yang sedang marak saat ini adalah sebuah fenomena yang bikin sakit kepala, bagaimana tidak remaja-remaja Indonesia yang mayoritas penduduknya beragam islam ini malah ikut-ikutan berprilaku layaknya remaja-remaja di barat sana, remaja muslim kita tengah mengalami krisis identitas yang teramat parah, berpakaian minim, bergaul tanpa batasan, bermottokan pacaran is nomero uno dibandingkan dengan prestasi belajar di sekolah, belum lagi sinetron-sinetron di televisi yang un educative sekali dengan judul-judul yang terkadang tidak masuk akal, di sinetron tsb banyak seklali mempertontonkan adegan adegan romantisme yang tidak seharusnya. Yang acapkali ditiru oleh para remaja diluar sana, tak jarang anak usia dini yang terinspirasi dari sinetron tsb, sungguh degradasi moral besar-besaran ini namanya. Banyak para remaja muslim yang malah terjerumus diusia yang seharusnya kaya akan prestasi, motivasi tinggi seta haus akan ilmu ini harus kehilangan semua itu karena tertular dengan apa yang terjadi dilingkungan tak jarang kita temui remaja putri yang aborsi, saling bully membully antar teman/kelompok., melakukan tindakan criminal, sampai dengan narkoba, kalau sudah begini namanya bukan lagi cabe-cabean tetapi cabe yang sudah busuk-busukan. Kalau sudah begini siapa yang musti disalahkan?? salah gue, salah temen-temen gue??

#eh let’s get serious!! Oke, dalam hal ini terlalu naïf apabila kita saling tuduh siapa yang harus di salahkan, orangtuakah, sekolahkah, lingkunagankah, guru sekolahkah, guru ngajikah, pemerintahkah, atau pagar tetanggakah?? Ah sudahlah dalam hal ini kita semua yang mengaku dewasa dan matang dalam berfikir lah yang bertugas untuk meluruskan fenomena kelam ini apa pun profesinya entah itu guru, dokter, pegawai swata, negeri seniman, pejabat, presiden semua harus mengambil alih untuk memperbaiki fenomena yang terlanjur menjadi cabe-cabe busuk ini.

Teruntuk orangtua mulailah dengan memberikan arahan yang baik, pendidikan agama yang baik sehingga walaupun usia mereka masih ABG mereka sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, control setiap aktifitas mereka tanpa harus menjadi otoriter, jadilah kawan bgi mereka, sabahat yang bisa saling berbagi bukan menjadi atasan yang disegani, dan bagian terpenting adalah jadilah teladan yang baik bagi anak-anak kita dengan meneladani sifat-sifat Rasululla, SAW dengan begitu in’sha’allah keluarga nabawiyah akan terwujud dan generasi-generasi emas penerus bangsa akan begelimangan layaknya pasir yang berhamburan di pantai yang siap membangun negeri yang gemah ripah loh jinawi ini…….

Sekian wassalam, jumpa lagi di tema yang berbeda soobb….

Leave a comment